Danketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati". Keterangan Hadis: "Hal tersebut dikarenakan hadits tersebut mencakup perincian tentang halal dan haram serta yang lainnya, serta adanya hubungan yang erat antara Oleh Hermansyah DALAM sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Nu’man ra, Rasulullah SAW bersabda “Ketahuilah bahwa dalam jasad itu terdapat segumpal darah, yang apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa gumpal darah itu adalah hati. HR. Bukhari Muslim. Dalam lain, Rasulullah SAW bersabda Dari Abu Hurairah ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian”. HR. Muslim. Dari hadits di atas kita dapat memahami bahwa hati ternyata laksana komandan pasukan atau nakhoda sebuah samudera. Dimana segala perintah dan arah tujuan dari pasukan atau bahtera tersebut sangat ditentukan oleh sang jenderal atau nakhoda. Jika jenderal atau nakhodanya memiliki niat dan tujuan yang baik, insya Allah akan membawa pasukannya menuju kejayaan dan sampai kepada pelabuhan yang dituju dengan baik. Sebaliknya, jika ia memiliki tujuan yang jahat, maka pasukan atau kapal tersebut sedang berjalan ke arah yang negatif. Oleh karena itulah sangat penting bagi manusia untuk memiliki hati yang bersih guna menjadikan kehidupan kita benar-benar sedang melaju ke arah yang baik, yaitu keridhaan Allah SWT. Imamal-Ghazali mengungkapkan, “bahwa hati merupakan sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia. Karena dengan hatilah, seseorang mampu mengenal Allah, beramal untuk mengharapkan ridha-Nya dan juga guna mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan jasad pada hakekatnya hanyalah menjadi pelayan dan pengikut hati, sebagaimana seorang pelayan terhadap Sebaliknya hati yang buruk akan membawa manusia kepada kahancuran dan kenistaan. Sebuah perbuatan baik tidak ada ada nilai kebaikannya jika tidak dilandasi oleh hati atau niat yang tulus. Sebagian ulama mengibaratkan hati seperti cermin. Jika tidak dirawat dan dibersihkan, ia mudah kotor dan berdebu. Karena itu, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah pernah mengatakan bahwa hati manusia terbagi dalam tiga kriteria; Qalbun salim hati yang sehat, qalbun mayyit hati yang mati dan qalbun maridh hati yang sakit. Hati yang sakit qalbun maridh, ia senantiasa dipenuhi penyakit yang bersarang di dalamnya. Di antaranya; Riya’, hasrat ingin dipuji, hasad, dengki, ghibah, sombong, dan tamak. Orang yang memiliki qalbun maridh hati yang sakit akan sulit menilai secara jujur apapun yang tampak di depannya, Melihat orang sukses, timbul iri dengki, Mendapat kawan memperoleh karunia rezeki, timbul resah, gelisah, dan ujung-ujungnya menjadi benci. Dihadapkan pada siapapun yang memiliki kelebihan, hatinya akan serta merta menyelidiki bibit-bibit dan kekurangannya. Bila sudah ditemukan hatinya pun akan senang bukan kepalang, Ibarat menemukan barang berharga, ia pun lalu mengumbar dan mengabarkan bibit dan kekurangan orang itu kepada siapa saja, agar kelebihannya menjadi tenggelam. Sungguh malang dan kasihan orang yang kelakuannya seperti ini, hal ini terjadi karena hatinya yang dibiarkan sakit. Orang-orang seperti ini mengabaikan suara hatinya yang baik orang lain yang mengingatkan untuk tidak memperturutkan hawa nafsunya. Suara hati dan peringatan yang diberikan malah menambah sakit hatinya “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. QS. Al-Baqarah 10 Yang lebih parah adalah hati yang mati qalbun mayyit. Hati ini sepenuhnya di bawah kekuasaan hawa nafsu, sehingga ia terhijab dari mengenal Allah swt. Hari-harinya adalah hari-hari penuh kesombongan terhadap Allah, sama sekali ia tidak mau beribadah kepada-Nya, dia juga tidak mau menjalankan perintah dan apa-apa yang diridhai-Nya. Hati model ini berada dan berjalan bersama hawa nafsu dan keinginan-nya walaupun sebenarnya hal itu dibenci dan dimurkai Allah. Ia sudah tak peduli, apakah Allah ridha kepadanya atau tidak? Sungguh, ia telah berhamba kepada selain Allah. Bila mencintai sesuatu, ia mencintainya karena hawa nafsunya. Begitu pula apabila ia menolak, mencegah, membenci sesuatu juga karena hawa nafsunya. Bahkan perbuatan baik dan ibadahnya sepenuhnya dilakukan karena hawa nafsu. Firman Allah swt “Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang amat berat al-Baqarah 7 Orang semacam ini, tindakannya akan melampau. Jika ia berkuasa, ia akan semena-mena terhadap orang yang dikuasainya. Ibadah dan perbuatan baik yang diakukan semata-mata untuk memperoleh kepuasan diri dan sanjungan manusia. * Penulis adalah Dosen IAIN Pontianak Oleh Hermansyah DALAM sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Nu’man ra, Rasulullah SAW bersabda “Ketahuilah bahwa dalam jasad itu terdapat segumpal darah, yang apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa gumpal darah itu adalah hati. HR. Bukhari Muslim. Dalam lain, Rasulullah SAW bersabda Dari Abu Hurairah ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian”. HR. Muslim. Dari hadits di atas kita dapat memahami bahwa hati ternyata laksana komandan pasukan atau nakhoda sebuah samudera. Dimana segala perintah dan arah tujuan dari pasukan atau bahtera tersebut sangat ditentukan oleh sang jenderal atau nakhoda. Jika jenderal atau nakhodanya memiliki niat dan tujuan yang baik, insya Allah akan membawa pasukannya menuju kejayaan dan sampai kepada pelabuhan yang dituju dengan baik. Sebaliknya, jika ia memiliki tujuan yang jahat, maka pasukan atau kapal tersebut sedang berjalan ke arah yang negatif. Oleh karena itulah sangat penting bagi manusia untuk memiliki hati yang bersih guna menjadikan kehidupan kita benar-benar sedang melaju ke arah yang baik, yaitu keridhaan Allah SWT. Imamal-Ghazali mengungkapkan, “bahwa hati merupakan sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia. Karena dengan hatilah, seseorang mampu mengenal Allah, beramal untuk mengharapkan ridha-Nya dan juga guna mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan jasad pada hakekatnya hanyalah menjadi pelayan dan pengikut hati, sebagaimana seorang pelayan terhadap Sebaliknya hati yang buruk akan membawa manusia kepada kahancuran dan kenistaan. Sebuah perbuatan baik tidak ada ada nilai kebaikannya jika tidak dilandasi oleh hati atau niat yang tulus. Sebagian ulama mengibaratkan hati seperti cermin. Jika tidak dirawat dan dibersihkan, ia mudah kotor dan berdebu. Karena itu, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah pernah mengatakan bahwa hati manusia terbagi dalam tiga kriteria; Qalbun salim hati yang sehat, qalbun mayyit hati yang mati dan qalbun maridh hati yang sakit. Hati yang sakit qalbun maridh, ia senantiasa dipenuhi penyakit yang bersarang di dalamnya. Di antaranya; Riya’, hasrat ingin dipuji, hasad, dengki, ghibah, sombong, dan tamak. Orang yang memiliki qalbun maridh hati yang sakit akan sulit menilai secara jujur apapun yang tampak di depannya, Melihat orang sukses, timbul iri dengki, Mendapat kawan memperoleh karunia rezeki, timbul resah, gelisah, dan ujung-ujungnya menjadi benci. Dihadapkan pada siapapun yang memiliki kelebihan, hatinya akan serta merta menyelidiki bibit-bibit dan kekurangannya. Bila sudah ditemukan hatinya pun akan senang bukan kepalang, Ibarat menemukan barang berharga, ia pun lalu mengumbar dan mengabarkan bibit dan kekurangan orang itu kepada siapa saja, agar kelebihannya menjadi tenggelam. Sungguh malang dan kasihan orang yang kelakuannya seperti ini, hal ini terjadi karena hatinya yang dibiarkan sakit. Orang-orang seperti ini mengabaikan suara hatinya yang baik orang lain yang mengingatkan untuk tidak memperturutkan hawa nafsunya. Suara hati dan peringatan yang diberikan malah menambah sakit hatinya “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. QS. Al-Baqarah 10 Yang lebih parah adalah hati yang mati qalbun mayyit. Hati ini sepenuhnya di bawah kekuasaan hawa nafsu, sehingga ia terhijab dari mengenal Allah swt. Hari-harinya adalah hari-hari penuh kesombongan terhadap Allah, sama sekali ia tidak mau beribadah kepada-Nya, dia juga tidak mau menjalankan perintah dan apa-apa yang diridhai-Nya. Hati model ini berada dan berjalan bersama hawa nafsu dan keinginan-nya walaupun sebenarnya hal itu dibenci dan dimurkai Allah. Ia sudah tak peduli, apakah Allah ridha kepadanya atau tidak? Sungguh, ia telah berhamba kepada selain Allah. Bila mencintai sesuatu, ia mencintainya karena hawa nafsunya. Begitu pula apabila ia menolak, mencegah, membenci sesuatu juga karena hawa nafsunya. Bahkan perbuatan baik dan ibadahnya sepenuhnya dilakukan karena hawa nafsu. Firman Allah swt “Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang amat berat al-Baqarah 7 Orang semacam ini, tindakannya akan melampau. Jika ia berkuasa, ia akan semena-mena terhadap orang yang dikuasainya. Ibadah dan perbuatan baik yang diakukan semata-mata untuk memperoleh kepuasan diri dan sanjungan manusia. * Penulis adalah Dosen IAIN Pontianak Ingatlahsegumpal daging itu adalah hati (jantung). " (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599] Faedah Hadits Pertama: Ada tiga hukum yang disebutkan dalam hadits di atas, yaitu (1) halal, (2) haram, dan (3) syubhat.

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini! Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah darah kental lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging daging yang besarnya sekepal tangan dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging menurut qiraat yang lain lafal 'Izhaaman dalam dua tempat tadi dibaca 'Azhman, yakni dalam bentuk tunggal. Dan lafal Khalaqnaa yang artinya menciptakan, pada tiga tempat tadi bermakna Shayyarnaa, artinya Kami jadikan kemudian Kami jadikan dia sebagai makhluk yang lain yaitu dengan ditiupkan roh ke dalam tubuhnya. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik sebaik-baik Yang Menciptakan. Sedangkan Mumayyiz dari lafal Ahsan tidak disebutkan, karena sudah dapat diketahui dengan sendirinya, yaitu lafal Khalqan. Setelah membuahi ovum, sperma itu Kami jadikan darah. Darah itu pun kemudian Kami jadikan sepotong daging yang kemudian Kami bentuk menjadi tulang. Tulang itu lalu Kami balut dengan daging. Setelah itu, Kami menyempurnakan penciptaannya. Akan tetapi, setelah Kami tiupkan roh Kami, ia menjadi makhluk yang durhaka dan melawan asas penciptaannya. Betapa Mahatingginya Allah dalam kemahaagungan dan kemahakuasaan-Nya. Tidak ada yang menyerupai-Nya dalam kemampuan mencipta, membentuk dan berkreasi. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Yakni darah yang beku setelah berlalu 40 hari. Setelah berlalu 40 hari. Dengan meniupkan ruh ke dalamnya, sehingga yang sebelumnya makhluk mati menjadi makhluk hidup. Semua ciptaan-Nya baik, namun manusia adalah yang terbaiknya.

segumpaldaging itu adalah hati Dalam hadits Nu`man bin Basyir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
أَلآ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْصَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَالْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلآ وَهِيَ الْقَلْبُ“Ketahuilah, sungguh di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika daging tersebut baik, baiklah seluruh tubuh. Jika rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah kalbu jantung.” HR. al-Bukhari dan MuslimHadits di atas adalah penggalan akhir dari sebuah hadits yang disampaikan oleh sahabat Abu Abdillah an-Nu’man ibnu Basyir radhiallahu anhuma, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yang awalnya berbicara tentang halal, haram, dan musytabihat syubhat, tidak jelas halal haramnya.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberitakan bahwa di dalam tubuh kita ada mudhghah, yaitu potongan daging yang ukurannya bisa dikunyah. Ukurannya kecil, namun kedudukannya besar. Dialah kalbu atau dalam bahasa kita jantung. Dalam ungkapan sehari-hari, sering disebut dengan istilah “hati”, meski sebenarnya adalah organ yang vital bagi makhluk hidup. Di dalam jantung, Allah meletakkan pengaturan kemaslahatan yang diinginkan makhluk makhluk hidup yang bernama manusia, Allah mengistimewakan dengan akal, yang Dia letakkan di يَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَتَكُونَ لَهُمۡ قُلُوبٞ يَعۡقِلُونَ بِهَآ أَوۡ ءَاذَانٞ يَسۡمَعُونَ بِهَاۖ“Tidakkah mereka berjalan di muka bumi hingga mereka memiliki jantung-jantung yang dengannya mereka bisa berpikir berakal atau telinga yang dengannya mereka bisa mendengar?”Allah azza wa jalla menjadikan seluruh tubuh tunduk patuh kepada jantung. Apa yang menetap di dalam jantung akan tampak pada pergerakan tubuh. Jika jantung tersebut baik, tubuh baik pula. Sebaliknya, apabila buruk, tubuh pun buruk. Sebab, jantung merupakan sumber gerakan tubuh dan keinginan jiwa. Jika jantung menginginkan hal yang baik, tubuh bergerak dengan pergerakan yang baik. Demikian pula sebaliknya.
hadits tentang hati segumpal darah
Perkembanganjanin ini juga disebutkan dalam Al Qur'an. Allah SWT berfirman, "Wahai sekalian manusia, jika kalian ragu-ragu terhadap hari kebangkitan, maka (ingatlah) sesungguhnya Aku telah menciptakanmu dari tanah, lalu dari setetes air, kemudian menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging." (QS. Al Hajj : 5)
HATI merupakan bagian terpenting bagi seorang manusia. Jika hati ini baik, maka seluruhnya akan baik pula. Sebaliknya, jika hati itu rusak, maka rusak juga seluruh anggota. Sebagaimana yang Rasulullah SAW sabdakan “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika segumpal daging tersebut buruk, maka buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” HR Bukhari dan Muslim BACA JUGA Rasulullah, Manusia Paling Lembut Hati dan Batinnya Maka dari itu kita mesti mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rusaknya hati. Diantaranya ada dua sebab perusak hati yang disebutkan Imam al-Muhasibi dalam kitabnya, Risalah al-Mustarsyidîn “Asal dari rusaknya hati yaitu meninggalkan muhâsabah diri dan tertipu dengan panjangnya ambisi.” Imam al-Muhasiby menjelaskan dua perkara yang menyebabkan rusaknya hati. Pertama, meninggalkan muhasabah atau mengintrospeksi diri sendiri. Mengintrospeksi diri sendiri sangatlah penting. Karena yang mengetahui semua kesalahan dan maksiat yang telah kita perbuat hanyalah kita dan Allah. Maka mulailah dengan menanyakan kepada diri kita sendiri, semisal “Wahai diriku, sesungguhnya Tuhanmu menciptakanmu di dunia ini bukanlah untuk menuruti hawa nafsumu, engkau telah dilumuri oleh banyak kemaksiatan, apakah engkau tidak malu terhadap Penciptamu yang Maha Melihat akan apa yang engkau lakukan?” Selain seperti di atas, bisa juga menggunakan diksi lain, apa pun itu yang intinya adalah mengevaluasi diri yang berujung pada menyadari dosa-dosa dan aib diri sendiri, sehingga diri kita langsung memohon ampunan kepadaNya dan lupa terhadap aib-aib orang lain. BACA JUGA Hati-Hati Terjangkit Penyakit Futur, Ini 11 Sebabnya Kedua, tertipu daya dengan panjangnya ambisi atau angan-angan. Mengapa kita tidak boleh panjang angan, sebab kita akan tertipu dengan dunia dan melupakan akhirat. Hal ini bukan berarti melupakan dunia seluruhnya, namun lebih kepada menghimbau kita untuk bersikap zuhud, mengambil sesuatu seperlunya saja. Kemudian Al-Harits al-Muhasibi menganjurkan kita juga untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT dalam usaha menahan angan-angan yang berlebihan “Dan mintalah pertolongan untuk membatasi angan-angan dengan cara mendawamkan mengingat kematian.” [] SUMBER
Sementaraal-tayyib sebagai gambaran tentang manusia yang berguna dan bermanfaat karena dari tanah yang subur dan al-khabis sebagai gambaran dari manusia yang tidak berguna karena dari tanah yang gersang.53 Dalam al-Qur'an, proses penciptaan Adam as. jauh lebih jelas dibandingkan hadis, di mana al-Qur'an menggunakan istilah-istilah yang
Segumpal Daging Itu Adalah Qolbu Atau Hati. Pengertian “Qolbu” Menurut Syekh Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali al-Husaini al-Jurjaniy di dalam kitabnya “at-Ta’rifat” Qolbu adalah sifat lembutnya Ketuhanan yang terdapat dalam jiwa sering kali melakukan sesuatu atas dasar hawa nafsunya yang mengakibatkan perbuatan tersebut berdampak negative ditengah-tengah masyarakat. Untuk menghindari penyesalan di akhir perbuatan yang akan dilakukan, maka seyogyanya bertanyalah pada hati kecil, baik dan buruknya perbuatan karena itu setiap manusia dituntut untuk memahami hatinya atau bahasa lain adalah “Qolbu” atau Tentang Hati – QolbuDalam hadis Rasulullah SAW Dari Nu’man bin Basyir berkata saya mendengar Rasululloh bersabda;أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ Artinya “Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah “Qolbu” yaitu hati”. Hadis Riwayat Bukhori.Jika kita pahami secara mendalam hadis tersebut, hubungannya dengan segumpal daging itu Hati, maka hati sangat berperan dalam kehidupan jiwa manusia, karena hati yang bersih akan melahirkan jiwa yang bersih dan selalu taat serta tunduk terhadap titah dari Sang Ilahi jiwa yang kotor disebabkan karena jiwa tersebut memiliki hati yang tidak baik dan selalu melanggar aturan yang telah digariskan oleh Allah hati yang kotor atau sakitFitrah manusia adalah suci dan bersih dalam menjalankan perintah agama,namun terkadang dalam perjalanan kehidupannya, manusia sering lupa dan lalai serta terjerumus dalam sifat-sifat “syaithoniyah”.Untuk mengenal lebih jauh tanda-tanda hati manusia yang telah kotor atau sakit, berikut ini salah satu tandanya Adanya sifat nifaq munafik dalam jiwa manusia, mari kita renungkan firman Allah SWT. Dalam surat al-Baqarahوَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ . يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ .فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ .Artinya ” Dan diantara manusia ada yang berkata ” kami beriman kepada Allah dan hari akhir “, padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang2 yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang2 yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit Nifaq , lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta “. 8-10 Jika kita perhatikan ayat-ayat tersebut, maka sifat munafik akan menjadikan hati manusia bertambah kotor dan rusak. Karena pada dasarnya manusia yang memiliki sifat nifaq akan terlihat di luar dirinya manis. Akan tetapi dalam bathinnya dia memiliki sifat-sifat syaithoniyyah, apa saja sifat-sifat az-Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya “al-Kassyaf”, menggambarkan hati yang sakit karena sifat nifaq dalam diri manusia adalah selalu condong untuk berbuat maksiat kepada Allah Syekh Abu Zahrah dalam kitab tafsirnya “Zahratu at-Tafasir”, mengatakan bahwasanya hati akan menjadi keras karena sifat nifaq yang selalu menanamkan kedengkian dan selalu menghinakan orang-orang yang beriman. Penyakit hati tersebut menurut beliau tidak ada obatnya, na’ hati yang kotorKetika manusia sudah mulai malas beribadah kepada Allah SWT. Maka sebaiknya bersegeralah beristighfar untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Karena ketika kita membiarkan diri kita jauh dari Allah SWT. maka hati sedikit demi sedikit akan kotor. Dan jika tidak segera di obati hati tersebut akan mengeras, sebagaimana tersurat dalam al-Quran surat al-Baqarah ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَArtinya ” Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga hatimu seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang airnya memancar daripadanya. Adapula yang terbelah lalu kaluarlah mata air daripadanya. Dan adapula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah SWT. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan “. 74 Oleh karena itu untuk menghindari kerasnya hati cepatlah kembali kepada Allah dengan memohon ampunan dari-Nya. Sebagaiman Allah perintahkan kepada orang-orang yang beriman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌArtinya ” Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi Muhammad SAW dan orang-orang yang beriman bersama dengannya, sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, ” Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami, sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. .at-Tahrim8Syekh al-Hafidz Ibnu Katsir dalam kitabnya “Tafsir al-Quran al-Adzim”, menjelaskan bahwasanya seseorang yang bertobat kepada Allah Swt, dia sungguh menyesali dosa-dosa yang telah ia lakukan dan tidak akan mengulanginya manusia bersumber dari hatinya, maka ketika hatinya selamat dari sifat-sifat yang kotor maka perbuatan tersebut akan mencerminkan prilaku yang islami dan jauh dari maksiat kepada Allah Qolbun SalimMaka marilah selamatkan hati kita dari sifat-sifat yang dapat menjerumuskan diri manusia ke dalam jurang kehinaan di dunia maupun di akherat kelak. Karena semua yang kita miliki baik harta benda maupun keturunan kita tidak dapat menolong diri kita selamat di hari hisab jiwa tersebut diiringi dengan hati yang bersih dan sejat Qolbun Salim, sebagaimana diisyaratkan oleh Allah Swt, dalam surat as-Syu’ara يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍArtinya ” Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah SWT. dengan hati yang bersih”. 88-89Makna Qolbun salim adalah hati yang bersih/selamat dari kesyirikan; hati yang bersih-selamat dari akidah atau keyakinan yang rusak. Seperti syirik dengan berbagai bentuknya. Ibadahnya, kemauannya, kecintaannya, ketawakkalanya, rasa takut, harapannya, dan amal perbuatannya semuannya ikhlas karena Allah Salim adalah hati yang bersih dari penyakit kekufuran dan kemunafikan dan di dalamnya tidak ada dendam, benci, dan dengki. Ia juga selamat dari kecondongan terhadap syahwat dunia dan segala kenikmatannya. Serta ia adalah hati yang tidak berani berbuat dosa dan durhaka kepada Allah SWT dan senantiasa menjaga hukum Allah. Cinta kepada Wali Allah dan selalu memerangi musuh Daging Itu Hati, maka ketika hati setiap jiwa manusia bersih, prilaku dia akan baik pula. Ketika prilaku baik akan menghasilkan ketaatan kepada Allah SWT. di manapun dia berada. Dan itulah cita-cita terbesar dalam kehidupan ummat manusia. Mudah-mudahan Allah SWT selalu membersih-kan hati dari sifat-sifat kotor yang dapat menjerumuskan jiwa dan raga kita jauh dari Allah Swt. Demikianlah, Segumpal Daging Itu Adalah Qolbu Atau Hati. TranslatePDF. KONSEP MANUSIA UTUH DALAM PENDIDIKAN UMUM Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag. 1. Penyebutan Nama Manusia Manusia telah berupaya memahami dirinya selama beribu-ribu tahun. Tetapi gambaran yang pasti dan meyakinkan tentang dirinya tak mampu mereka peroleh hanya dengan mengandalkan daya nalarnya yang subyektif.
Kali ini akan dishare kumpulan hadits tentang hati qolbu lengkap bahasa arab dan artinya. Hendaknya hadist hadist tentang hati ini dipelajari dan dipahami agar kita mengerti bagaimana cara menata hati dan membersihkannya dari segala sifat sifat tercela seperti hasud, iri, dengki, riya, sombong, ujub, kikir dan lain sebagainya. Selain sebagai sumber kebaikan fisik, hati juga menjadi penentu nilai akhir amal. Jika hati tidak selamat dari kotoran dan penyakit, maka amal shaleh tidak akan dicatat sebagai kebaikan. Termasuk ke dalam masalah ini adalah niat hati dalam melakukan amal. Maka, orang yang hatinya selamat qalbun salim, dialah yang akan mendapat nilai akhir amal yang baik, dialah yang akan menghuni surga Allah SWT. Jika kita paham bagaimana cara menata hati, maka insyaallah kita akan selamat dan bahagia dunia akhirat. Hal ini dikarenakan jika hati baik, maka baiklah anggota badan yang lain. Jika hati rusak, maka rusak pula yang lainnya. Baiknya hati dengan memiliki rasa takut, rasa cinta pada ALLAH SWT dan ikhlas dalam niat. Rusaknya hati adalah karena terjerumus dalam maksiat, keharaman dan perkara syubhat yang masih samar hukumnya. Banyak sekali dalil dalil baik ayat suci Al-Quran dan hadits tentang hati seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Dalam salah satu ayat Al-Quran, ALLAH SWT berfirman sebagai berikut يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ 88 إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ 89 Artinya “Yaitu pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” QS. asy-Syu’ara 88-89. Dalam ayat lainnya, Artinya “Mereka itu adalah orang-orang yang dicoba hatinya oleh Allah untuk takwa” Selain ayat diatas, masih banyak dalil hadits Nabi SAW yang bisa dijadikan pedoman dalam memahami masalah hati manusia ini. Didalamnya dijelaskan banyak hal seperti mengatasi hati yang keras dan mati, cara membersihkan penyakit hati dari berbagai kotoran dan sifat yang jelek, kemudian bagaimana agar hati yang gelisah menjadi tenang dan banyak lagi. Adapun diantara yang menyebabkan matinya hati itu adalah karena tiga perkara yaitu Hubbul dunia cinta dunia, Lalai daripada zikirullah mengingati ALLAH SWT serta banyak makan dan menjatuhkan anggota badan kepada maksiat kepada ALLAH SWT. . Sedangkan diantara yang menyebabkan hidupnya hati antara lain adalah zuhud dengan dunia, zikrullah berdzikir kepada ALLAH SWT serta Bergaul atau berkawan dengan aulia ALLAH SWT dan orang orang sholeh. Dan untuk lebih jelasnya, simak berikut ini daftar kumpulan hadits tentang hati lengkap dalam tulisan arab dan terjemahan bahasa Indonesianya. Kumpulan Hadits Tentang Hati Lengkap Bahasa Arab dan Artinya Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash radhiyallahu anhu, ia berkata bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ “Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya.” Setelah itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdoa; “Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ala tho’atik” [Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu] HR. Muslim no. 2654. أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah segumpal daging itu ialah hati..” HR. Muslim. Doa Nabi shallallahu alahi wasallam yang sering beliau ucapkan adalah, اَللَّهُمَّ مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ “Ya Allah, Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku ini pada agama-Mu” Dan di antara doa beliau juga adalah, وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيْمًا “Aku memohon kepada-Mu hati yang bersih.” Diriwayatkan oleh Ahmad [4/123, 125]; At- Tirmidzi, nomor 3407 dan An-Nasa’i, nomor 1305 Abu Hurairah radhiyallahu anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu alahi wasallam bersabda, إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَشَارَ بِأَصْبَعِهِ إِلَى صَدْرِهِ Artinya“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad atau bentuk kamu, akan tetapi Dia melihat kepada hati kamu”, beliau menunjuk ke dadanya dengan telunjuknya.” Muslim, no. 2564 Imam Ahmad, telah meriwayatkan sebuah hadits yang bersumber dari Anas radhiyallahu anhu. Ia bertutur, “Rasulullah shallallahu alahi wasallam bersabda, لاَ يَسْتَقِيْمُ إِيْمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيْمَ قَلْبُهُ “Iman seseorang tidak akan lurus benar sebelum hatinya lurus.” Al-Musnad, hadits لَقَلْبُ ابْنِ آدَمَ أَشَدُّ انْقِلاَبًا مِنَ الْقَدَرِ إِذَا اجْتَمَعَتْ غَلْيًا “Sungguh hati manusia itu lebih cepat bolak-baliknya daripada periuk ketika sedang sangat mendidih” Ahmad. إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ “Jika seorang hamba berbuat sebuah dosa, maka akan ditorehkan sebuah noktah hitam di dalam hatinya. Tapi jika ia meninggalkannya dan beristigfar niscaya hatinya akan dibersihkan dari noktah hitam itu. Sebaliknya jika ia terus berbuat dosa, noktah-noktah hitam akan terus bertambah hingga menutup hatinya. Itulah dinding penutup yang Allah sebutkan dalam ayat, Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka kerjakan itu menutup hati mereka.’ 14.” HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَ رِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ “Diriwayatkan dari Abu Hurairah Abdirrahman bin Syahrin radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” Diriwalatkan Muslim إِنَّ هذَهِ الْقُلُوْبَ تَصْدَأُ كَمَا يَصْدَأُ الْحَدِيْدُ قِيْلَ فَمَا جَلاَؤُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ تِلاَوَةُ الْقُرْآنِ “Sesungguhnya hati ini berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Ditanyakan, Apa pembersihnya wahai Rasulallah?’ Rasul menjawab, Membaca al-Quran’.” al-Qadlā’iy. اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ “Bertakwalah kamu kepada Allah, iringilah keburukan dengan kebaikan dan berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik!” Ahmad dan Tirmidzi. إِنَّ الْقُلُوبَ بِيَدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا “Sesungguhnya hati berada di tangan Allah azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.” HR. Ahmad 3 257 Selanjutnya Anas berkata, “Maka Abdullah menceritakan bahwa selama 3 hari bersama pemuda tersebut, dia tidak melihatnya melakukan qiyamul lail shalat malam sedikitpun. Yang dia lakukan hanyalah bertakbir dan berzikir setiap kali dia terjaga dan menggeliat di atas tempat tidurnya sampai dia bangun untuk shalat shubuh. Selain itu, Abdullah berkata, Hanya saja, aku tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yang baik-baik. Setelah 3 hari berlalu dan hampir saja aku meremehkan amalannya, aku berkata kepadanya, Wahai hamba Allah, sebenarnya tidak pernah ada pertengkaran antara aku dengan bapakku, dan tidak pula aku menjauhinya. Sebenarnya, aku hanya mendengar Rasulullah berkata tentang engkau tiga kali, Akan muncul di hadapan kalian saat ini seorang laki-laki calon penghuni surga.’ Dan ternyata engkaulah yang muncul sebanyak 3 kali itu. Karena itu, aku jadi ingin tinggal bersamamu agar aku bisa melihat apa yang engkau lakukan untuk kemudian aku tiru. Akan tetapi, aku tidak melihat engkau melakukan amalan yang besar. Lantas, amalan apa sebenarnya yang bisa menyampaikan engkau kepada kedudukan sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah?’ Orang tersebut berkata, Aku tidak melakukan kecuali apa yang kamu lihat.’ Maka ketika aku telah berpaling pergi, dia memanggilku dan berkata, Sebenarnyalah aku memang tidak melakukan apa-apa selain yang engkau lihat. Hanya saja, selama ini aku tidak pernah merasa dongkol dan dendam kepada seorang pun dari kaum muslimin, serta tidak pernah menyimpan rasa hasad terhadap seorang pun terhadap kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya.’ Maka Abdullah berkata, Inilah amalan yang membuatmu sampai pada derajat tinggi, dan inilah yang tidak mampu kami lakukan.'” HR. Ahmad “Ya Rasulullah! siapakah orang yang terbaik itu? maka beliau menjawab yaitu orang mukmin yang bersih hatinya, maka ditanyakan lagi apakah artinya orang yang bersih hatinya itu wahai Rasulullah? beliau lalu menjawab ialah orang yang takwa, bersih tidak ada kepalsuan padanya, tak ada kedurhakaan, pengkhianatan, dendam dan kedengkian”. HR. Ibnu Majah Diriwayatkan dari Anas bin Malik, beliau berkata, “Suatu ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah. Tiba-tiba beliau berkata, Akan lewat di hadapan kalian saat ini seorang calon penghuni surga.’ Lalu lewatlah seorang pemuda Anshar dalam keadaan dari jenggotnya menetes sisa-sisa air wudhu dan tangan kirinya menenteng sandal. Pada keesokan harinya, Rasulullah bersabda lagi persis sebagaimana sabdanya kemarin, lalu lewatlah pemuda tersebut dengan keadaan persis dengan keadaannya yang kemarin. Dan pada hari yang ketiga Rasulullah mengulang lagi sabdanya seperti sabdanya yang pertama dan pemuda itu pun muncul lagi dengan keadaan seperti keadaannya yang pertama. Maka, ketika Rasulullah beranjak pergi, Abdullah bin Amr bin Ash segera mengikuti pemuda tersebut ke rumahnya, lalu berkata kepadanya, Sesungguhnya antara aku dan bapakku telah terjadi perselisihan, maka aku bersumpah tidak akan masuk ke rumahnya selama 3 hari. Jika engkau tidak keberatan, aku ingin menumpang padamu selama 3 hari tersebut.’ Pemuda tersebut berkata, Ya, tidak apa-apa.'” Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya Siapakah orang yang paling utama?’ Beliau menjawab, Setiap orang yang bersih hatinya dan benar ucapannya.’ Para sahabat berkata, Orang yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya. Lantas apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya?’ Rasulullah menjawab, Dia adalah orang yang bertakwa takut kepada Allah, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kedurhakaan di dalamnya, serta tidak ada pula dendam dan hasad.’ Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan Ath-Thabrani ”Hati orang mukmin itu bersih di dalamnya ada lampu yang bersinar dan hati orang kafir itu hitam dan terbalik ”HR. Ahmad & Thabrani. "Sesiapa yang melakukan satu dosa, maka akan tumbuh pada hatinya setitik hitam, sekiranya dia bertaubat akan terkikislah titik hitam itu daripada hatinya. Jika dia tidak bertaubat maka titik hitam itu akan terus merebak hingga seluruh hatinya menjadi hitam."Hadis riwayat Ibn Majah Demikianlah dafta kumpulan hadits tentang hati qolbu lengkap bahasa arab dan artinya. Semoga semua dalil hadist Nabi Muhammad SAW diatas bermanfaat dan menjadikan kita lebih bisa menata hati kita agar selalu bersih dan terbebas dari segala kotoran/penyakit hati. Wallahu a'lam.
\n \nhadits tentang hati segumpal darah
Ungkapanilmiah dari Al Qur'an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur'an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita
Connection timed out Error code 522 2023-06-15 004932 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d76cf92288cb7af • Your IP • Performance & security by Cloudflare Terakhirdiperbaharui: Kamis, 16 Desember 2021 pukul 10:14 am. Tautan: Hadits Arbain Ke 4 - Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfudz merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, M.A. dalam pembahasan Al-Arba'in An-Nawawiyah (الأربعون النووية) atau kitab
JAKARTA - Dalam Alquran, keadaan hati manusia digambarkan dalam beberapa cara. Misalnya, hati yang tenteram, yakni lantaran orang itu beriman dan selalu mengingat Allah SWT. "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" QS ar-Ra'd 28. Ada pula hati yang bersih karena seseorang selalu beribadah dengan niat tulus mencari ridha Allah QS asy-Syu'ara'89. Selanjutnya, hati yang berpenyakit. Ini disebabkan kebiasaan berdusta dari orang yang memilikinya. Mereka adalah orang-orang munafik, yang menampakkan kesalehan di hadapan orang beriman dan menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Siksaan yang pedih merupakan balasan bagi mereka QS al-Baqarah 10. Selain itu, ada hati yang gelap dan jelek disebabkan keengganan menerima kebenaran Ilahi. Hati ini diilustrasikan seperti kerasnya batu, bahkan lebih keras dari batu QS al-Bbaqarah74. Demikian pula, hati yang takabur karena menolak keesaan Allah QS an-Nahl22. Sejatinya, kita selaku kaum muslimin harus selalu menyirami hati kita dengan berzikir kepada Allah, serta menjauhkan dari rasa hasud, dengki, sombong, amarah, dan hawa nafsu yang selalu menjerumuskan kepada kesesatan. Dan selalu mengingatkan saudara kita dari kegelapan serta kesesatan hati yang dimurkai Allah SWT. Rasulullah saw selalu bermunajat kepada Allah, "Ya Allah terangilah hati-hati kami dengan cahaya petunjuk-Mu, seperti Engkau menyinari alam semesta ini selamanya dengan sang surya dan rahmat-Mu". Begitu pentingnya hati dalam diri seorang insan. Sebab, itulah parameter sehat atau rusaknya keseluruhan orang itu. Nabi SAW bersabda, "Sesunguhnya dalam jasad manusia terdapat segumpal darah. Jika rusak, maka rusaklah semua jasad manusia. Dan jika beres, beres pulalah semua jasad manusia. Ingatlah bahwa ia adalah hati" HR Bukhari-Muslim. Sabda Nabi tersebut memberikan penjelasan kepada kita, bahwa hati merupakan pusat 'komando' perilaku hidup manusia. Jika perilaku hidupnya selalu memberikan kemudlaratan, baik terhadap dirinya maupun orang lain, hal ini dikarenakan hatinya ternodai oleh bisikan setan. Begitu pula sebaliknya, jika kehidupannya beres dan selalu berbuat baik, serta memberikan manfaat, baik terhadap dirinya maupun orang lain, hal ini dikarenakan hatinya yang selalu berdzikir dan selalu mendekatkan diri kepada Ilahi Rabbi. sumber Pusat Data Republika
Padabagian ini penulis tertarik untuk mengkaji salah satu hadits Nabi Saw. yang membahas mengenai fase-fase penciptaan manusia dalam rahim ibunya. Antara pertimbangannya, pertama: hadits adalah sesuatu yang tidak mutlak harus diterima, mengingat perlunya diteliti ulang mengenai sanad yang ada. Kedua: kajian tentang embriologi dalam hadits
Mari renungkan sejenak…!! Sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati, yang hakikatnya adalah iman. Hati iman yang baik/lurus akan membuat baik seluruhnya namun apabila hati iman rusak/sakit/sesat maka akan rusak seluruhnya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ” أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ.“ رواه البخاري ومسلم. “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia.” HR. Bukhari dan Muslim Hati iman kita bagai tumbuhan yang perlu dipupuki, disiram dan dirawat. Tampilan fisik hati iman yang baik adalah akhlaq yang baik, pergaulan yang baik, menyenangkan dan dicintai karena itulah dikatakan, العمل الظاهر لازم للعمل الباطن لا ينفك عنه وانتفاء الظاهر دليل انتفاء الباطن “Amalan Zhahir adalah yang Lazim menunujukkan amalan bathin, tidak terpisah antara keduanya dan tidak adanya amalan zhahir menunjukan tidak adanya amalan batin.” Tatkala iman sedang baik seakan-akan tak ada yang lebih penting dari amal shalih namun saat kita tidak istiqamah memupukinya, iman semakin lemah/menurun, sehingga amal shalih sangat berat untuk dilakukan. ADA APA DENGAN IMAN KITA?, DAN BAGAIMANA CARA MEMBANGKITKAN KEMBALI IMAN KITA? Mari bergegaslah menuju ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui segala sesuatu yang membuat-Nya ridha kepada kita. Cukupkan sudah sampai disini, kembalilah… Semangatkan kembali dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala … Salah satu cara yang terbukti ampuh dalam memupuk kembali iman yang mulai layu adalah BERKUMPUL DENGAN ORANG-ORANG SHALIH, berkumpul dengan orang2 yang dekat dengan Allah Ta’ala. Pengaruh teman suasana yang baik sangat besar, banyak orang rusak karena temannya suasana dan banyak pula yang bertambah baik karena sahabat karibnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda, ” مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً.“ “Permisalan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah ibarat penjual minyak kasturi dan pandai besi. Si penjual minyak kasturi bisa jadi akan memberimu minyaknya tersebut atau engkau bisa membeli darinya, dan kalaupun tidak, maka minimal engkau akan tetap mendapatkan aroma harum darinya. Sedangkan si pandai besi, maka bisa jadi percikan apinya akan membakar pakaianmu, kalaupun tidak maka engkau akan tetap mendapatkan bau asap yang tidak enak.” HR. Bukhari no. 5534, Muslim no. 2628. Dalam riwayat yang lain, ” الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.“ “Agama seseorang itu sesuai dengan agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memperhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya.” HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim dan Ahmad, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 927 Malik bin Dinar rahimahullah berkata وَصَاحِبْ خِيَارَ النَّاسِ تَنْجُ مُسْلِماً — وَصَاحِبْ شَـرَّارَ النَّاسِ يَوْماً فَتَنْدَمَا “Bergaul-lah dengan orang-orang yang baik, niscaya engkau akan menjadi seorang yang selamat. Namun cobalah sehari saja engkau bergaul dengan orang-orang yang jelek, maka niscaya engkau akan menyesal selamanya.” Adi bin Zaid rahimahullah berkata عَنِ الْمَرْءِ لَا تَسْأَل وَاسْأَلْ عَنْ قَرِيْنِه — فَـكُلُّ قَــرِيْنٍ بِالْمُقَـارِنِ يَقْتَــدِيْ إِذَا كُنْتَ فِيْ قَوْمٍ فَصَـاحِبْ خِيَارَهُمْ — وَلَا تَصْحَب الْأَرْدَى فَتَرْدَى مَعَ الرَّدِيْ “Tidak perlu engkau tanyakan tentang siapa seseorang itu, namun tanyakanlah siapa teman dekatnya. Karena setiap orang itu meniru tabiat teman dekatnya, Jika engkau ada di suatu kaum, maka bertemanlah dengan orang-orang yang baik di antara mereka dan janganlah berteman dengan orang-orang yang hina di antara mereka, niscaya engkau menjadi hina bersamanya.” Ayo… tegaskan diri kita untuk bergegas meninggalkan maksiat, bertaubatlah secepatnya. Sesungguhnya pengampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala amatlah luas. HIDAYAH ALLAH SELALU MENGHAMPIRI NAMUN AKANKAH KITA MENERIMANYA? Jangan katakan hidayah belum datang, jangan… Karena rahmat Allah Azza wa Jalla amat luas. Allah Ta’ala tidak mungkin mencelakakan hamba-Nya. Sesungguhnya kita-lah yang lalai, kitalah yang menolak dan kita pula-lah yang berbuat salah. Jangan salahkan takdir untuk pembenaran atas kesalahan-kesalahan kita… ﴿ مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ ﴾ “Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shaleh maka pahalanya untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dosanya untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.” QS Fushshilat Ayat 46 ﴿ مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولا وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا ﴾ “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari kesalahan dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.” QS, An-Nisaa 79 Kerusakan itu karena kita… Kesombongan dan keangkuhan kita yang merusak semua. Apa jadinya jika Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak Maha Memaafkan? Apa jadinya jika kita terus dilalaikan oleh Allah? Sungguh hari akhir sangatlah berat dan besar. Bagaimana nasib saudara2 kita -atau bahkan kita- yang tidak meyakini adanya akhirat? Adakah penolong lain selain Allah Subhanahu wa Ta’ala? Renungkan bagaimana keadaan kita nanti di akhirat. Akan kah bekal kita cukup untuk menempuh beratnya hari hisab nanti? Cukupkan sudah semua, jangan terlena dengan kesenangan dunia yang menipu ini. Siapkan bekal dari sekarang… Tidak ada kata terlambat, dosa sebesar apapun, seberat apapun… Pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan ampuni. Pengampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala amat luas. Allah Ta’ala berfirman, ﴿ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ﴾ “Katakanlah “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya yakni dengan taubat. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Az-Zumar 53 Dalam sabdanya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakan ” إِنَّ اللهَ تَعَالى يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مَسِيءُ النَّهَارِ وَ يَبْسُطُ يَدَهُ .بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا.“ “Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kejelekan pada siang hari, dan Allah membentangkan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kejelekan pada malam hari, sampai matahari terbit dari barat.” HR. Muslim no. 2759 Jangan sampai kita mati dalam keadaan tidak beriman. Sang Khaliq Subhanahu wa Ta’ala telah melarangnya, ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” QS. Ali Imran 102 Sungguh sangat berat perjalanan yang akan kita hadapi nanti. Perjalanan yang dimulai setelah kematian menjemput… Perjalanan yang amat panjang, amat berat, tiada teman yang menemani kecuali hanya kain kafan yang menyelimuti tubuh yang tak bernyawa… Kegelapan, jeritan, tangisan serta penyesalan bagi orang-orang yang tidak menggunakan kesempatan hidupnya di dunia untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla… Lihatlah mereka, orang-orang jahil, mereka sering mengatakan “rest in peace”/istirahat dengan damai kepada orang yang lebih dulu menghadap rahmatullah. Sejak kapan orang beristirahat dalam kuburnya? Islam tidak pernah mengajarkan itu, perjalanan itu justru baru dimulai ketika tanah telah menutupi tubuh kita. Azab kubur, hari kebangkitan, hari hisab semua amat melelahkan bagi orang-orang yang memiliki hati iman yang sakit/rusak/sesat. Bekal terbaik setelah kematian adalah iman dan amal shalih. Iman dan amal shalih adalah hasil dari penjagaan, pemupukkan, pemeliharaan juga usaha dalam meningkatkan iman -yang merupakan segumpal daging yang terdapat pada setiap manusia-. Baik ianya, maka baik pula iman serta amalnya dan akan baik pula akhiratnya yang merupakan terminal akhir setiap manusia.. Do’akan kami juga kaum muslimin untuk tetap istiqamah serta dimudahkan dalam menjaga segumpal daging ini… Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memotivasi kita dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala Amiin… Wallahu a’lam bish-shawab…. ——————————————————————————————————————- Penulis Ust. Abu Abdirrahman Al-Hajjamy, MA. Serpong, 25 Rajab 1435 H. / 25 Mei 2014 PERHATIAN !!! Diperbolehkan mengcopy serta memperbanyak content tulisan ini untuk kepentingan Da’wah Islamiyah dengan menyertakan sumber
Hadistentang Nasib Manusia. Itulah yang dimaksud dengan Allah mengumpulkannya" Setelah 40 hari Nutfah menjadi 'Alaqah (segumpal darah) Kalimat, "kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya" yaitu Malaikat yang mengurus rahim. Hati orang-orang yang shalih diantara 2 keadaan, yaitu khawatir tentang apa yang telah Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah JANTUNG (bukan HATI)" -- Hadis Riwayat Al-Bukhari --
Inirelevan dengan sebuah Hadits yang berisi tentang adanya segumpal darah (hati/khalbun) dalam diri manusia. Jika ia sehat maka, yang lainnya (jasad) juga akan sehat. Konsep ini berimplikasi terhadap konsep penyakit. Bahwa penyakit dalam Islam, memiliki dua jenis, yakni penyakit hati/jiwa dan penyakit fisik/jasmani dan keduanya saling terkait.
Khulasahnyamarilah sama2 kita menjaga hati kita..sentiasa bersihkan kisah2 Rasul dan sahabat, kalam2 tuhan tentang cara untuk kita bersih dan jaga hati kitajagalah hati kitakerana segalanya bermula dari situbukankah niat juga bermula dari hati "innama a`malu binniat.". Sape boleh sambung hadith nie? Perhatikanhadist di bawah ini : " Bahwa kondisi hati mengendalikan kita, jelas sekali dalilnya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah.Apabila segumpal darah tersebut baik, maka baik pula seluruh anggotanya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya.
HADIS: Segumpal Darah Dalam Tubuh Manusia (Hati) Mohd Noor ShawalWednesday, January 06, 2016. بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. sumbergambar:googleimage. Sabda Rasulullah s.a.w:
Sesungguhnya di dalam diri manusia ada segumpal darah (hati), apabila hati itu baik maka baik pula seluruh diri dan amal perbutan manusia dan apabila hati itu rusak maka rusaklah seluruh diri (amal perbuatan manusia tersebut). Ingatlah,ia adalah hati". (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dari Nu'man IbnBasyir ra). Shalat= berdoa, banyak shalat = penghancur karang di hati dan membuat hati jadi lemah lembut + kulit menjadi lebih halus dan bersih, jadi hasilnya adalah perbanyak shalat biar hati dan kulit ini menjadi lemah lembut dan halus, dan di iringi niat semata-mata untuk mencari rahmat Allah. Haimanusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah Ketahuilahbahwa segumpal darah tersebut adalah hati". Maksudnya adalah isyarat bahwa kebaikan aktivitas seorang hamba dengan organ tubuhnya, sikapnya menjadi hal-hal haram, dan menghindari hal-hal syubhat itu sangat ditentukan oleh kabaikan aktivitas hatinya. iXq6H.